ara contemporary, Galeri Seni Baru di Jakarta

Ara contemporary resmi menggelar pameran perdananya pada 12 April hingga 4 Mei 2025. Bersarang di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, galeri ini menggandeng 17 seniman asal Asia Tenggara, termasuk seniman kontemporer ternama Iwan Effendi dan Agan Harahap.

Pameran perdana ara contemporary yang bertajuk We Begin with Everything ini terinspirasi dari buku The Creative Act: A Way of Being karya Rick Rubin. Tema yang diambil mengusung gagasan bahwa proses berkarya adalah sumber yang abadi dan akan selalu hadir dalam kehidupan. Lewat pameran tersebut, pihak galeri tak hanya memberikan ruang kepada seniman yang telah berpengalaman, tapi juga merangkul seniman baru.

Pameran seni kontemporer ini lahir dari gagasan tiga pendirinya, yaitu Fiesta Ramadanti, Fredy Chandra, dan Megan Arlin, yang telah lama berkecimpung di dunia seni dalam dan luar negeri. Mereka mengusung misi untuk menampilkan karya seniman Asia Tenggara, baik yang masih amatir maupun profesional, di panggung lokal maupun internasional. Nama ‘ara’ sendiri diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti tempat berlindung, mencerminkan harapan agar ruang ini menjadi rumah yang aman dan mendukung bagi para seniman untuk terus berkarya dan bereksplorasi.

“Misi kita adalah ingin mengadvokasi seniman Asia Tenggara. Berdasarkan pengalaman kami, kami tahu betul seniman di Asia Tenggara bisa sejajar dengan seniman internasional lainnya. Kami percaya dan ingin membawa karya para seniman ke kancah internasional,” tutur Megan Arlin yang TFL Paper temui dalam acara pembukaan galeri dan pameran perdana We Begin with Everything, pada 11 April 2025.

Selain mengadakan pameran di Indonesia, ara contemporary juga akan menggelar berbagai pameran di luar negeri. Dalam waktu dekat, ia akan turit serta dalam pameran di 47 Canal, New York serta pameran di salah satu galeri di Prancis yang masih dirahasiakan namanya.

Pameran kali ini dibuka untuk umum dengan kapasitas terbatas, yaitu hanya 60 hingga 70 orang per hari. Para pencinta seni maupun publik yang ingin berkunjung tidak dikenakan biaya apa pun. Untuk kenyamanan dan kelancaran kunjungan, pengunjung disarankan melakukan reservasi terlebih dahulu melalui laman yang telah disediakan di aracontemporary.id.—Monika Febriana