12 Hotel Baru di Asia yang Wajib Ditunggu Kehadirannya Tahun Ini
Berikut hotel-hotel anyar di Asia yang akan dibuka pada 2023 dengan tawaran memikat. Lokasinya mulai dari Sumba, Ubud, hingga Tokyo.
Foto utama: Hyatt
Selama puluhan tahun, kunci kamar hotel telah menjadi simbol perjalanan. Selembar plastik bermagnet seukuran kartu ATM yang memberi akses menuju sebuah dunia baru: panorama indah, minibar yang terisi rapi, hingga matras nyaman berbalut seprai lembut. Namun, seperti boarding pass yang kini berganti menjadi kode QR, kunci kamar hotel pun berevolusi. Selamat datang di era kamar tanpa kunci fisik.
Dari New York hingga Bali, sejumlah jaringan hotel internasional mulai beralih ke sistem berbasis aplikasi. Starwood—yang kini menjadi bagian dari Marriott International—menjadi pelopor lewat SPG Keyless pada 2014. Sepuluh hotel pertama, dari W hingga Aloft dan Element, memperkenalkan sistem berbasis Bluetooth yang memungkinkan tamu melewati meja resepsionis dan langsung membuka pintu kamar melalui aplikasi. Begitu waktu check-out tiba, kunci digital pun otomatis nonaktif.
Hilton kemudian mengikuti langkah serupa dengan meluncurkan Digital Key melalui aplikasi HHonors untuk portofolio mereknya, dari Hilton hingga Waldorf Astoria dan Conrad. Hingga pertengahan 2016, lebih dari 170.000 kamar jaringan Hilton di Amerika Serikat sudah mengadopsi sistem ini. Tidak lama berselang, Marriott International, Hyatt, dan InterContinental Hotels Group (IHG) pun ikut merambah teknologi serupa. Bahkan, Worldhotels—jaringan yang menaungi hotel-hotel butik mewah—bekerja sama dengan OpenKey untuk menghadirkan fitur ini di lebih dari 350 propertinya di seluruh dunia.
Prinsipnya sederhana: alih-alih menerima kunci fisik, tamu mendapatkan akses digital melalui aplikasi ponsel pintar. Mengandalkan Bluetooth, Wi-Fi, atau near-field communication (NFC), gawai pribadi ini tidak hanya berfungsi untuk membuka pintu kamar, tetapi juga menjadi kunci menuju pusat kebugaran, lift, bahkan fasilitas lain di dalam hotel. Efisiensi menjadi daya tarik utama, karena tamu tak perlu khawatir kehilangan kartu kunci saat menjelajahi destinasi.
Lebih jauh lagi, inovasi ini juga berbicara soal keamanan dan keberlanjutan. Akses digital tidak dapat dipindahtangankan, dan bila ponsel tamu hilang, izin masuk dapat segera dinonaktifkan. Bagi pihak hotel, penggunaan kunci digital berarti pengurangan limbah plastik, mengingat kartu kunci konvensional sering kali hanya digunakan sekali pakai.
Tentu, adopsi teknologi tidak lepas dari tantangan. Beberapa tamu masih mengalami kendala saat aplikasi sulit diakses di area dengan jaringan sinyal lemah. Ada pula yang tetap memilih sistem konvensional demi merasakan interaksi personal dengan staf resepsionis, mulai dari sapaan hangat, tips perjalanan, hingga pelayanan kelas dunia yang kerap menjadi bagian dari pengalaman menginap itu sendiri.
Namun, tidak bisa dimungkiri, kunci digital menegaskan pentingnya ponsel pintar dalam lanskap perjalanan modern. Aplikasi jaringan hotel kini dilengkapi berbagai fitur tambahan, dari rencana perjalanan digital hingga rekomendasi restoran dan akumulasi poin loyalitas.
Bayangkan saat tiba di resor: reservasi restoran sudah tersimpan, pembayaran selesai melalui aplikasi, dan rekomendasi destinasi sekitar tersedia seketika. Bagi wisatawan masa kini, layanan ini terasa intuitif; bagi hotel, ini adalah peluang untuk memperkaya pengalaman sekaligus menambah nilai jual.—Yohanes Sandy
Kolaborasi kuliner terkenal di tepi Pantai Canggu. 14 Ags-30 Sep 2025
Sebuah bursa pernikahan esklusif besutan The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place. 27-29 Jun 2025