Hotel Review — Mercure Garut City Center
Mengunjungi dan mengulas hotel berstandar internasional pertama di Kabupaten Garut.
Oleh Monika Febriana
Bhutan, oleh sebagian besar orang dikenal sebagai destinasi impian. “Destinasi yang wajib dikunjungi setidaknya sekali seumur hidup,” begitulah kurang lebih mereka menggambarkannya. Dikenal sebagai Shangri-La atau surga terakhir di bumi, Bhutan menawarkan pesona alam dan budaya yang sangat indah.
Di negeri ini COMO Hotels & Resorts menghadirkan dua propertinya: COMO Uma Paro dan COMO Uma Punakha. Dua properti dengan keunggulan masing-masing tersebut dipimpin oleh Sonam Wangchuk, warga asli Bhutan yang pernah lebih dari satu dekade mengabdi di grup Aman.
Kami berbincang dengannya saat kunjungannya ke Indonesia dan membahas tentang dua resor COMO di Bhutan serta pesona negeri di atas awan tersebut.
Bhutan sering digambarkan sebagai Shangri-La terakhir. Apa yang masih membuat Anda kagum setiap hari tentang negara ini?
Bhutan memang telah lama disebut sebagai salah satu Shangri-La terakhir. Hal yang paling membuat saya kagum setiap hari adalah bagaimana masyarakatnya saling terhubung, bagaimana pengalaman budaya dan alam kami, serta bagaimana petualangan bagi para tamu yang datang ke Bhutan disajikan. Ketika kita mengatakan bahwa Bhutan adalah salah satu Shangri-La terakhir, kita juga berbicara tentang negara yang mempraktikkan ajaran Buddha sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
COMO Uma Paro dan COMO Uma Punakha menawarkan pengalaman yang sangat berbeda. Bagaimana Anda menggambarkan karakter masing-masing hotel?
Karakter kedua properti ini ditentukan oleh desain arsitektur, lokasi, suasana, serta pengalaman yang kami kurasi di sekitarnya.
Ketika tamu memasuki COMO Uma Paro, mereka akan merasakan nuansa bangunan bersejarah dengan sentuhan modern. COMO Uma Paro dibangun di atas lahan seluas 38 hektar dengan 29 kamar yang terdiri dari lima kategori: Forest Room, Valley Room, COMO Suite, vila dengan satu kamar tidur, dan vila dengan dua kamar tidur. Arsitekturnya memiliki sentuhan khas Bhutan, dengan konsep yang terinspirasi dari benteng-benteng dan istana yang disebut dzong dalam bahasa lokal.
Sementara itu, COMO Uma Punakha memiliki lokasi yang sangat unik, terletak di puncak bukit sebuah desa sekitar 10 kilometer dari pusat kota Punakha. Hotel ini memiliki pemandangan spektakuler yang menghadap ke sungai perempuan (female river). Dengan hanya 11 kamar, COMO Uma Punakha menawarkan suasana yang lebih intim dan nyaman, sehingga tamu merasa seperti di rumah sendiri. Restoran kecil kami menyajikan berbagai hidangan lokal maupun internasional, dan terdapat fasilitas spa yang fokus pada kebugaran tamu.
Baca juga: COMO Uma Paro Jadi Gerbang Eksklusif Menuju Keindahan Bhutan
Bhutan dikenal dengan filosofi Gross National Happiness (GNH). Bagaimana cara pemikiran ini memengaruhi pengelolaan hotel Anda?
Gross National Happiness (GNH) adalah konsep yang sangat luas, yang bisa juga dipahami sebagai sebuah terapi. GNH memiliki empat pilar utama, yaitu tata kelola pemerintahan yang baik, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pelestarian budaya, serta perlindungan lingkungan.
Sebagai seorang pemimpin, saya memastikan bahwa tata kelola di hotel kami transparan dan dapat dipertanggungjawabkan, baik untuk kepentingan perusahaan, tamu, maupun karyawan. Selain itu, keberlanjutan adalah aspek penting dalam operasional kami. Baru-baru ini, kami memperoleh sertifikat perunggu dalam upaya keberlanjutan dan sedang bersiap untuk meraih sertifikat perak.
Bagi seseorang yang pertama kali mengunjungi Bhutan, apa pengalaman yang wajib mereka coba?
Pertama, mereka harus benar-benar memantapkan niat untuk datang ke Bhutan. Setelah tiba di sini, pengalaman yang wajib dicoba adalah mendaki Tiger’s Nest. Pendakian Tiger’s Nest bukan hanya sekadar aktivitas petualangan, melainkan juga latihan untuk fokus pada momen saat ini. Banyak yang mengatakan bahwa perjalanan ke sana terlalu berat dan melelahkan, tetapi saya melihatnya sebagai terapi.
Dengan Bhutan yang kini berfokus pada pariwisata bernilai tinggi dan berdampak rendah, bagaimana Anda melihat masa depan perjalanan di negara ini?
Sebagai negara kecil dengan populasi kurang dari satu juta jiwa, kami harus selektif dalam menentukan apa yang ingin kami tawarkan kepada wisatawan. Kami tidak bisa membiarkan pariwisata massal merusak kapasitas lingkungan dan budaya lokal kami. Oleh karena itu, kebijakan ini sangat penting untuk menjaga keaslian Bhutan. Banyak negara lain kini mulai mempertimbangkan model serupa agar mereka juga dapat memaksimalkan manfaat pariwisata tanpa harus mengorbankan identitas dan keberlanjutan lingkungan mereka.
Bagaimana COMO Hotels menggabungkan tradisi penyembuhan Bhutan dengan kemewahan modern?
COMO Shambhala, yang merupakan bagian dari COMO Hotels & Resorts, adalah elemen penting dalam pengalaman yang kami tawarkan. Kami memiliki sesi yoga setiap hari (kecuali Minggu) dari pukul 17.30 hingga 18.30. Selain itu, kami juga menawarkan terapi mandi batu panas khas Bhutan, yang dipercaya memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh.
COMO Hotels & Resorts dikenal dengan pendekatan kemewahan yang intim dan mendalam. Apa yang membuat kedua properti ini berbeda dari akomodasi mewah lainnya di Bhutan?
Bhutan adalah destinasi yang perlu “dipasarkan” dengan cara yang unik. Kita harus menjual pengalaman tentang apa itu Bhutan, jenis pengalaman apa yang bisa didapatkan, serta aktivitas apa saja yang bisa dilakukan di sini. Namun, semua itu harus dikemas dengan sentuhan kemewahan dan kenyamanan. Itulah yang membedakan COMO dari yang lain.
Kami selalu menekankan pendekatan yang menggabungkan pengalaman lokal ke dalam aktivitas yang kami tawarkan kepada tamu. Kami tidak berlebihan dalam menawarkan sesuatu, tetapi kami memastikan setiap pengalaman yang diberikan sesuai dengan ekspektasi tamu, yang pastinya beragam.
COMO Uma Paro telah beroperasi selama 21 tahun, sementara COMO Uma Punakha hampir memasuki tahun kesembilan. Sebagai salah satu hotel dan resor terkemuka di Bhutan, kami berkomitmen untuk menciptakan pengalaman yang autentik, melokal, dan alami. Kami ingin tamu merasakan pengalaman yang benar-benar berbeda—pengalaman yang mungkin tidak bisa mereka dapatkan di tempat lain selain bersama COMO.
Apa reaksi tamu yang paling berkesan saat pertama kali mengunjungi Bhutan?
Saya telah melihat banyak sekali reaksi emosional dari tamu. Beberapa tamu bahkan kembali ke Bhutan tidak hanya sekali atau dua kali, tetapi hingga empat atau lima kali. Banyak tamu yang mengaku, awalnya mereka merasa tidak melakukan apa-apa selama berada di Bhutan karena ritme hidup yang lambat. Namun, setelah kembali ke negara asal, mereka justru merasa lebih produktif. Pikiran mereka menjadi lebih jernih, pemahaman mereka terhadap kehidupan menjadi lebih luas, dan mereka juga menjadi lebih sabar.
Jika Anda harus menggambarkan Bhutan dalam tiga kata, apa yang akan Anda pilih?
Saya akan memilih “Spiritualitas, Kebahagiaan, dan Alam” (Spirituality, Happiness, and Nature).
Bhutan adalah negara yang menjunjung tinggi filosofi Buddhisme, di mana spiritualitas adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Kebahagiaan hadir karena masyarakat hidup dalam kesederhanaan dan menikmati apa yang mereka miliki. Dan yang terakhir, alam Bhutan yang masih asri menjadi faktor penting yang melengkapi pengalaman spiritual dan kebahagiaan seseorang.
Bagi mereka yang bermimpi mengunjungi Bhutan tetapi belum berangkat, apa yang akan Anda katakan untuk meyakinkan mereka?
Mereka dapat langsung menghubungi COMO Uma Bhutan, karena kami juga berperan sebagai pengelola destinasi. Kami dapat membantu mengatur seluruh perjalanan, termasuk tiket penerbangan, visa, serta berbagai pengalaman wisata di Bhutan.
Bagi wisatawan dari Indonesia, saya menyarankan minimal tujuh hingga sembilan malam di Bhutan agar mereka benar-benar dapat menikmati semua yang negara ini tawarkan. Bhutan bukan sekadar tempat yang dikunjungi lalu ditinggalkan, tetapi sebuah pengalaman yang harus dihayati sepenuhnya.
TFL Paper bekerja sama dengan COMO Bhutan dan Travellino menawarkan paket-paket perjalanan eksklusif ke Bhutan dengan beragam keuntungan menarik. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi di sini atau melalui pesan WhatsApp di sini.
Pertunjukan tarian-tarian balet legendaris oleh penari-penari balet internasional. 19 Jan
Konser keempat Cigarettes After Sex di Indonesia. 17 Jan