“Somewhere, Elsewhere, Nowhere,” Pameran Besar Baru di Museum MACAN
Museum seni kontemporer di Jakarta ini kembali menghadirkan pameran besar. Kali ini melibatkan dua seniman asal Filipina.
“Pengetahuan tanpa cinta itu berbahaya, cinta tanpa pengetahuan itu tidak cukup. Jadi harus ada sinergi antara IMTAQ dan IPTEK.” Sebuah kutipan B.J. Habibie yang disampaikan langsung oleh Putri Habibie di Wisma Habibie dan Ainun.
Pesan tersebut yang ingin dibawa oleh mendiang pria bernama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie, sang Presiden ketiga Republik Indonesia dalam memperkenalkan rumahnya yang kini disulap menjadi destinasi wisata sejarah.
Wisma Habibie dan Ainun yang terletak di Jalan Patra Kuningan XIII No.5 dibuka pertama kalinya untuk umum pada awal Februari 2025. Keputusan keluarga untuk mengubah sebuah hunian privat menjadi sebuah ruang belajar yang dapat diakses oleh publik mendapat sambutan hangat. Setidaknya di dua minggu pertama, ada kurang lebih 10.000 orang mendaftar untuk berkunjung dan hanya 600 orang yang beruntung terpilih untuk bisa mengunjungi rumah kepresidenan ini. TFL Paper menjadi salah satu peserta yang beruntung mendapat kesempatan langka tersebut.
Tur ke Wisma Habibie dan Ainun dimulai dari pendopo rumah, tempat di mana presiden ketiga Indonesia tersebut biasa menerima tamu saat perayaan Hari Raya Idulfitri.Desainnya mengadopsi gaya rumah gebyok khas Jawa dengan material kayu yang dominan. Desain yang konon pilihan Hasri Ainun Besari tersebut menular hingga ke perpustakaan.
Baca juga: Satu Hari di Taman Mini Indonesia Indah
Di area pendopo, pengunjung dapat mendengarkan langsung rekaman suara Habibie ketika mengucapkan ikrar kepresidenan. Pengalaman berkunjung dibuat lebih menarik saat petugas menyuguhkan makanan dan minuman favorit pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan itu. Di tengah udara Jakarta yang lembap, saya berkesempatan mencicipi es kelapa cincau dan kue cara khas Gorontalo buatan koki pribadi keluarga Habibie.
“Kita ingin memberikan pengalaman bagi Cucu Intelektual [sebutan bagi masyarakat yang ingin berkunjung] yang tidak bisa didapatkan melalui peramban Google,” kata Putri saat menyuguhkan makanan kegemaran ayahnya.
Usai menyantap camilan, peserta tur kemudian bergeser ke Lobi Bhineka Tunggal Ika, yang dinamai langsung oleh Habibie untuk mencerminkan semangat kebhinekaan dan persatuan Indonesia. Filosofi kecintaan akan Indonesia juga disuntikkan ke dalam desain lobi. Salah satunya adalah lewat tegel lantai yang digambar menyerupai peta maritim Indonesia sebagai pengingat betapa kaya dan luasnya wilayah Nusantara.
Beringsut lebih jauh ke dalam Wisma, pengunjung akan dihadapkan pada kolam ikan yang terbelah dua. Seperti elemen lain di rumah ini, kolam tersebut juga memiliki makna filosofis. Menurut Putri, kolam ikan ini melambangkan Laut Merah dalam kisah Nabi Musa AS yang penuh tantangan. Bagi almarhum Habibie, kolam ini menjadi sebuah simbol agar yang melihat berikhtiar dan tidak menyerah saat menghadapi berbagai rintangan dalam hidup.
Di dekat kolam ikan penuh cerita itu, terdapat Taman Intelektual, sebuah taman yang menyimpan patung-patung replika berlisensi resmi yang melambangkan intelektualitas. Salah satu koleksinya adalah patung replika The Thinker karya Auguste Rodin.
Wisma Habibie dan Ainun juga merupakan rumah bagi Perpustakaan Habibie dan Ainun yang dulunya dikenal sebagai Perpustakaan Peradaban—penamaannya terinspirasi dari koleksi buku yang mayoritas membahas tentang kebudayaan dan agama. Perpustakaan ini mengoleksi lebih dari 5.000 yang menggambarkan kecintaan Habibie terhadap ilmu pengetahuan dan peradaban.Selain koleksi buku, perpustakaan ini juga menyimpan replika salah satu karya terbesar Bapak Teknologi Indonesia tersebut, yakni replika pesawat N250 Gatotkaca. Pesawa ini merupakan pencapaian tertinggi di dunia digantara Indonesia karena menjadi pesawat buatan dalam negeri pertama yang mampu mengudara pada 1995.
“Dengan adanya tur ini, pengunjung diharapkan dapat tetap belajar nilai sejarah yang ditanamkan Eyang Habibie dan Eyang Ainun yaitu cinta, intelektual, dan demokrasi yang mana filosofi-filosofi itu terejawantahkan dan termanifestasikan di setiap sudutnya,” tutup Archie Wirija cucu B.J Habibie yang ditemui oleh TFL Paper dalam Tur Sejarah Wisma Habibie dan Ainun pada Februari 2025.—Monika Febriana
Pertunjukan tarian-tarian balet legendaris oleh penari-penari balet internasional. 19 Jan
Konser keempat Cigarettes After Sex di Indonesia. 17 Jan