Mengawinkan atmosfer gotik, panggung teatrikal, dan menu Nusantara modern.

Foto dan teks oleh Rachman Karim.

Saya bukan penikmat serial komedi-misteri Wednesday. Namun, jika Wednesday Addams dan keluarganya suatu hari melancong ke Jakarta, saya kira mereka akan merasa betah di satu tempat: Lufre Dining & Lounge, destinasi baru di Senopati yang memadukan drama visual dengan kuliner penuh karakter.

Sore itu, saya menyambanginya. Di antara deretan restoran dan bar yang tak pernah sepi, fasad gelap Lufre berdiri mencolok dihiasi jendela kaca patri yang memancarkan nuansa gereja Eropa dan patung-patung yang seolah memelototi setiap tamu. Di samping pintu utama, sebuah patung iblis dan malaikat yang sedang bercumbu menyapa saya, menyiratkan kejutan yang tersembunyi di dalamnya. 

lufre
Kiri-kanan: Aula utama dan salah satu patung di Lufre. Rachman Karim/TFL Paper

Begitu melewati pintu, patung grim reaper menyapa dari sudut ruangan, sebelum tirai beledu terbuka ke aula utama bergaya Gothic Revival yang mirip sebuah ruang makan megah yang mengingatkan pada biara abad ke-19. Patung dewa-dewi Yunani menjaga setiap sudut, sementara instalasi LED berbentuk matahari pada langit-langit menghadirkan kontras futuristik yang membuat ruang terasa hidup.

Meja dan kursi disusun dalam empat baris seperti bangku gereja; dua baris pinggir dilengkapi sofa Chesterfield yang memperkuat nuansa elegan. Di ujung ruangan, panggung dengan layar besar menegaskan bahwa Lufre tak sekadar restoran, melainkan juga arena pertunjukan yang siap menampung pesta bertema Gotik hingga makan malam berkonsep teatrikal. Dari balkon kecil di lantai atas, suasananya kian intim; cahaya yang menyelinap melalui kaca patri menciptakan atmosfer yang nyaris sakral.

lufre
Kiri-kanan: Pojok berjendela kaca patri dan meja di balkon. Rachman Karim/TFL Paper

Berbanding terbalik dengan kesan gelap interiornya, dapur Lufre justru berfokus pada kuliner Nusantara. Pada September lalu, mereka meluncurkan Shadows of Nusantara, set menu yang mengeksplorasi kembali resep lokal dalam pendekatan kontemporer.

Saikoro Maranggi menjadi salah satu hidangan yang paling menonjol: daging yang empuk, bumbu manis berempah, sambal oncom yang hangat—sebuah sajian yang kaya tapi tetap bersahaja. Bebek Kari Merah menawarkan keharuman bumbu kari yang lembut, ideal bagi penikmat rasa yang tidak terlalu pedas seperti saya.

lufre
Saikoro Maranggi dan Bebek Kari Merah. Lufre

Penutupnya tak kalah memikat. Gab’s Classic Tiramisu menghadirkan keseimbangan manis dan pahit yang elegan. Namun, favorit saya jatuh pada Forbidden Fruit, yaitu kreasi buah pir dengan aksen sitrus segar dan taburan kacang renyah, sederhana tapi membekas.

Lufre Dining & Lounge bukan hanya tempat bersantap, tetapi pengalaman multisensori yang memadukan estetika Gotik, atmosfer teatrikal, dan kuliner Nusantara modern. Sebuah destinasi yang menghadirkan drama visual tanpa mengorbankan rasa. Menariknya, saat malam tiba, restoran ini berubah menjadi wadah pesta dengan penampilan live music dan disjoki.

Jl. Suryo No. 44, Jakarta;instagram.com/lufre.jkt; buka setiap hari dari pukul 11:00-2:00.Rachman Karim

Calendar of Events

Perahu Kertas Musikal

Salah satu produksi berskala besar yang paling ambisius di awal tahun. 30 Jan-15 Feb 2026

Now Playing Festival 2025

Now Playing Festival akan kembali mengguncang Kota Kembang. 30 Nov 2025

Espolòn Barrio Fiesta 2025 – Jakarta

Semangat Meksiko di tengah Ibu Kota. 7 Nov 2025

See More