Negara-negara dengan sistem pembayaran digital terbaik bagi turis.

Lima tahun silam, sebelum pandemi Covid-19 melumpuhkan dunia, pembayaran non-tunai masih dipandang remeh. Biaya administrasi yang dibebankan kepada penjual membuat banyak pelaku usaha enggan menerima transaksi digital. Akibatnya, wisatawan terpaksa menenteng dompet tebal berisi uang tunai selama bepergian—praktik yang tidak hanya merepotkan, tapi juga menambah rasa was-was soal keamanan.

Kini, tiga tahun setelah pandemi berakhir, lanskap transaksi global telah bergeser drastis. Sistem non-tunai kian digemari, dan para penjual “dipaksa” beradaptasi dengan arus zaman. Bank-bank di Indonesia pun semakin luwes mengeluarkan kartu debit dan kredit berteknologi contactless yang bisa digunakan di luar negeri, bahkan di transportasi publik.

Bagi wisatawan modern, pilihan destinasi pun ikut berubah. Berikut deretan negara yang dikenal ramah non-tunai—tempat liburan di mana Anda bisa melangkah ringan tanpa perlu mengisi kantong dengan lembaran uang kertas.

Swedia
Sebagai pionir dunia non-tunai, Swedia menjadikan uang kertas hampir sekadar artefak. Menurut Corepay, 98% warganya menggunakan kartu debit. Dari restoran bergaya hingga transportasi publik, hampir semua lini kehidupan menerima pembayaran digital.

Finlandia
Dengan populasi relatif kecil, Finlandia cepat beradaptasi dengan sistem pembayaran digital. Black Swan Capital mencatat 98% penduduknya mengandalkan kartu debit atau kredit. Wisatawan pun bebas bertransaksi di toko, restoran, hingga angkutan umum tanpa repot menukar uang tunai.

Tiongkok
Negeri berpenduduk lebih dari satu miliar ini justru menjadi pelopor pembayaran berbasis kode QR. Dari mal modern hingga pedagang kaki lima, hampir semua menerima Alipay, WeChat Pay, dan UnionPay. Wisatawan asing kini bisa ikut serta, cukup dengan aplikasi di ponsel pintar.

Korea Selatan
Sejak 2017, Korea Selatan memperkenalkan kartu prabayar untuk kebutuhan sehari-hari. Data Corepay menyebut hanya 20% warga yang masih menggunakan uang kertas. Untuk naik bus atau kereta, wisatawan wajib memiliki T-money Card—ikon perjalanan digital di Negeri Ginseng.

Jerman
Meski kota-kota besar seperti Berlin, Frankfurt, dan Munich sudah akrab dengan kartu dan ponsel pintar, Jerman tetap menyimpan paradoks. Wisatawan disarankan membawa sedikit uang tunai ketika menjelajah desa atau kota kecil, karena tidak semua toko menerima pembayaran digital.

Inggris
Di London, hampir semua lini kehidupan sudah terkoneksi digital—bahkan musisi jalanan menerima pembayaran non-tunai. Sejak 2020, penggunaan uang kertas turun hingga 35%. Cukup dengan kartu atau dompet digital internasional, wisatawan bisa menjelajah kota tanpa hambatan.

Australia
Di Sydney dan Melbourne, hidup tanpa uang tunai sudah lama jadi norma. Sekitar 90% penduduk mengandalkan kartu debit, sementara teknologi Visa PayWave dan Mastercard PayPass memungkinkan transaksi selesai dalam sekali tap. Praktis, cepat, dan serba-modern.Monika Febriana

Calendar of Events

W Presents: TMPLE

Acara musik global di W Bali – Seminyak bersama duo DJ asal London. 30 Agu 2025

COMO Culinary Odyssey: Karangasem Edition

Kolaborasi kuliner terkenal di tepi Pantai Canggu. 14 Ags-30 Sep 2025

Exchange Vows

Sebuah bursa pernikahan esklusif besutan The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place. 27-29 Jun 2025

See More