8 Museum Atraktif di Jakarta
Rekomendasi museum untuk dikunjungi saat libur sekolah mendatang.
Foto utama: Art Jakarta 2024
Jakarta dan seni kontemporer kini bagai dua sisi koin yang tak terpisahkan. Dari galeri kecil hingga bursa berskala internasional, ibu kota semakin mantap memposisikan diri sebagai pusat seni modern Asia Tenggara. Puncaknya akan hadir pada Art Jakarta 2025, salah satu pameran seni terbesar di Jakarta, yang digelar pada 3–5 Oktober 2025 di JIExpo Kemayoran.
Menempati tiga ruang utama—B3, C3, dan C1—Art Jakarta 2025 akan menghadirkan lebih dari 75 galeri seni dari 16 negara, menampilkan ribuan karya yang mewarnai lanskap seni kontemporer Jakarta. Menariknya, komposisi peserta dibuat seimbang: 50% galeri dari Indonesia dan 50% dari mancanegara, sebuah langkah yang menegaskan pentingnya dialog lintas budaya.
Di tengah gejolak ekonomi global, nama-nama besar tetap menunjukkan komitmen. Esther Schipper, galeri bergengsi asal Jerman, dipastikan ikut serta, menegaskan daya tarik Art Jakarta di mata dunia.
Lebih dari sekadar pameran, edisi tahun ini juga memperkenalkan Art Jakarta Scene, platform baru yang memberi ruang bagi seniman muda dan independen. Sebanyak 36 seniman terpilih akan tampil di sini, membawa energi segar dan perspektif baru. Program AJ Spot pun kembali, menghadirkan instalasi dari nama-nama seperti Ardi Gunawan, Ipeh Nur, Endry Pragusta, Aditya Novali, hingga Adi Gunawan.
Sementara itu, VIP Lounge menjanjikan sebuah kolaborasi istimewa antara dua maestro Indonesia, Eddie Hara dan Sunaryo, dengan dukungan Julius Baer.
“Seni punya bahasa dan jangkauan unik yang tak bisa dicapai media konvensional. Jika kita bisa membangunnya bersama, maka ekspresi bisa hadir dengan cara yang lebih sehat,” ujar Enin Supriyanto, Direktur Artistik Art Jakarta 2025, menutup konferensi pers. Dengan skala dan visi sebesar ini, Art Jakarta bukan hanya pameran, tetapi juga refleksi bagaimana Jakarta mengukuhkan dirinya sebagai salah satu episentrum seni kontemporer dunia.—Monika Febriana
