Rekomendasi 11 Hotel Murah di Tokyo
Pilihan penginapan murah tapi tidak murahan di Tokyo.
Bhutan kerap disebut sebagai salah satu negara terindah di dunia—sebuah kerajaan di kaki Himalaya yang lanskapnya terasa nyaris spiritual. Musim semi 2026 mendatang, keindahan tersebut akan dirayakan lewat medium visual yang paling jujur: fotografi. Melalui COMO Journey: Bhutan Through the Lens, COMO Hotels and Resorts mengajak para pelancong dan pencinta fotografi menjelajahi Bhutan bersama Christina Tan, duta besar Leica Indonesia yang dikenal akan gaya visualnya yang puitis dan berkarakter.
Berkolaborasi dengan Leica Store Jakarta, perjalanan eksklusif berdurasi enam hari ini akan berlangsung pada 14–19 April 2026. Program ini dirancang sebagai perjalanan mendalam—bukan sekadar wisata—yang memadukan eksplorasi budaya Bhutan, lanskap Himalaya, serta pengalaman menginap berstandar tinggi khas COMO. Ini adalah bentuk perjalanan yang mengajak tamu melambat, mengamati dengan saksama, dan menangkap momen.

Baca juga: Kenapa Anda Harus ke Bhutan (Setidaknya Sekali Seumur Hidup)?
Sebagai bagian dari filosofi COMO Journeys, pengalaman ini menegaskan komitmen COMO Hotels and Resorts terhadap perjalanan berbasis destinasi. Para peserta akan berpindah antara COMO Uma Paro dan COMO Uma Punakha, dua resor ikonis yang dikenal akan arsitektur tenang, panorama pegunungan yang dramatis, serta pendekatan kebugaran holistik melalui COMO Shambhala.
“COMO Journeys dirancang agar tamu benar-benar melihat inti sebuah destinasi, bukan sekadar singgah,” ujar Sonam Wangchuk, General Manager COMO Uma Bhutan. “Bhutan memiliki ritme dan spiritualitasnya sendiri. Dipandu oleh Christina Tan, perjalanan ini memungkinkan para tamu menyelami Bhutan melalui lensa rasa ingin tahu, ketenangan, dan ekspresi kreatif.”

Christina Tan—dikenal secara global lewat akun Instagram @sassychris1—akan memimpin rangkaian lokakarya fotografi praktis dan sesi pemotretan terpandu. Karyanya telah menghiasi halaman Condé Nast Traveller dan Forbes Travel Guide, dengan pendekatan visual yang menekankan narasi, cahaya alami, dan emosi. Selama perjalanan, ia akan membantu peserta mengasah kemampuan teknis sekaligus kepekaan artistik, dari membingkai lanskap hingga menangkap momen budaya yang intim.
Rangkaian perjalanan ini membuka kontras epik Bhutan. Di Lembah Paro, peserta diperkenalkan pada lanskap agraris, kuil-kuil lokal, dan ritme kehidupan sehari-hari. Thimphu dan Dochu La Pass menghadirkan ikon monumental seperti Buddha Dordenma, panorama Himalaya, serta deretan 108 chorten yang menjadi latar fotografi ikonis. Di Lembah Punakha, budaya Bhutan terasa hidup—dari Punakha Dzong yang megah hingga biara Chimmi Lhakhang, dengan biksu berjubah merah, sawah berundak, dan vegetasi tropis sebagai obyek visual yang seksi.
Puncak perjalanan berlangsung di Taktsang Tiger’s Nest, biara legendaris yang bertengger dramatis di tebing setinggi 3.100 meter. Pendakian pagi hari—dengan opsi berjalan kaki atau berkuda hingga titik pandang—memberi kesempatan mengabadikan mural, air terjun, dan bentang lembah yang luas, dalam cahaya yang nyaris mistis.
Setiap malam, para tamu kembali ke resor untuk ritual pemulihan, mulai dari Bhutanese Hot Stone Bath, terapi COMO Shambhala, hingga hidangan bergizi yang terinspirasi cita rasa lokal. Sebuah penutup sempurna untuk hari-hari yang dipenuhi eksplorasi visual dan refleksi batin.
Informasi dan pemesanan, kunjungi comohotels.com/bhutan.
Artikel ini dipersembahkan oleh COMO Uma Bhutan.
Salah satu produksi berskala besar yang paling ambisius di awal tahun. 30 Jan-15 Feb 2026