Dari pertunjukan tari singa hingga pesta barbeku berskala nasional.

Foto utama: Hong Kong Tourism Board

Mulai populer sejak era Dinasti Tang, Festival Bulan atau Festival Pertengahan Musim Gugur telah menjadi salah satu momen terpenting dalam kebudayaan Tionghoa. Perayaan ini, yang kerap dikaitkan dengan ucapan syukur atas musim panen, berkembang melintasi batas negara dan budaya. Di Indonesia, festival ini identik dengan kue bulan atau mooncake—kue manis klasik yang mudah ditemukan di toko-toko kue setiap kali festival tiba. Namun, tiap negara memiliki cara khas untuk merayakan momen penuh makna ini.

Hong Kong
Di Hong Kong, Festival Bulan berarti lampion berwarna-warni yang menghiasi setiap sudut kota. Karnaval lampion dan pekan raya selalu menjadi bagian tak terpisahkan, sementara kue bulan menjadi sajian wajib. Namun, yang paling ikonis adalah Tari Naga Api Tai Hang, sebuah pertunjukan kolosal sejak abad ke-19 yang kini menjadi warisan budaya tak benda nasional. Dengan naga api sepanjang 67 meter dan 300 penampil, pertunjukan ini memikat ribuan pengunjung setiap tahun, khususnya di Victoria Park.

festival bulan
Rangkaian lampion menghiasi kota. Hong Kong Tourism Board

Jepang
Jepang merayakannya dengan Tsukimi, atau Festival Melihat Bulan. Sesuai namanya, keluarga dan sahabat berkumpul di teras rumah, taman, hingga kuil untuk menatap bulan purnama sembari menikmati pertunjukan seni. Hidangan khasnya bukan kue bulan, melainkan dango, bola-bola beras manis yang ditata menyerupai sate. Tren modern bahkan menghadirkan menu unik seperti Tsukimi burger atau Tsukimi soba yang hadir musiman di berbagai restoran.

Korea Selatan
Di Korea Selatan, Festival Bulan dikenal sebagai Chuseok. Layaknya Lebaran di Indonesia, Chuseok menjadi momen mudik besar-besaran. Salah satu tradisi penting adalah charye, upacara penghormatan kepada leluhur dengan cara memberikan sesajen dalam bentuk makanan dan minuman. Sajian utamanya adalah songpyeon, kue beras berbentuk setengah bulan dengan isian kacang merah, wijen, hingga kacang pinus, dikukus bersama daun pinus agar harum. Kudapan manis lainnya seperti yakgwa (kue madu jahe) juga selalu hadir di meja makan keluarga.

Charye, salah satu ritual saat Chuseok. Jens Olaf Walter/Flickr

Taiwan
Bagi warga Taiwan, Festival Bulan berarti satu hal: pesta barbeku. Tradisi unik ini bermula dari kampanye sebuah merek kecap di 1980-an dan kini menjadi budaya yang mengakar. Trotoar, taman, hingga balkon rumah dipenuhi aroma daging panggang. Tak hanya itu, pameran lampion juga ramai diadakan, termasuk di Daan Forest Park, lengkap dengan panggung hiburan publik yang terbuka untuk siapa saja.

Karnaval lampion saat Tết Trung Thu. Tan/VietnamTravel

Vietnam
Di Vietnam, Festival Bulan atau Tết Trung Thu identik dengan dunia anak-anak. Mereka menerima mainan dan camilan layaknya hadiah Natal, lalu ikut serta dalam karnaval lampion untuk memamerkan karya mereka. Suasana makin meriah dengan pertunjukan tari singa, yang uniknya bisa masuk ke rumah-rumah warga atas izin tuan rumah, membawa berkat, dan dibalas dengan hongbao sebagai tanda terima kasih.Rachman Karim

Calendar of Events

Art Jakarta 2025

Salah satu bursa seni terbesar di Indonesia yang tak boleh dilewatkan. 3-5 Okt 2025

W Presents: TMPLE

Acara musik global di W Bali – Seminyak bersama duo DJ asal London. 30 Agu 2025

COMO Culinary Odyssey: Karangasem Edition

Kolaborasi kuliner terkenal di tepi Pantai Canggu. 14 Ags-30 Sep 2025

See More