Lapangan udara ini bertransformasi menjadi oase urban di sebuah kawasan bisnis.

Dalam komik Flight 714 to Sydney dari serial legendaris Petualangan Tintin, ada satu detail menarik bagi pembaca Indonesia. Tintin dan kawan-kawan digambarkan transit di Jakarta, dan dalam percakapan muncul frasa “Kemajoran Airport”. Sebuah panel bahkan menampilkan menara lalu lintas dengan fasad papan catur merah-putih. Bagi sebagian orang, itu sekadar ilustrasi. Namun Hergé, sang komikus Belgia, nyatanya merujuk pada kenyataan: delapan puluh lima tahun silam, Bandara Kemayoran memang berdiri di Jakarta, menghubungkan kota ini dengan Hong Kong, Darwin, hingga Taipei sebelum akhirnya ditutup pada 1985.

Cerita serupa ternyata juga dimiliki Seoul. Pada 1916, Bandara Yeouido dibuka sebagai bandara pertama, bukan hanya di ibu kota Korea Selatan, tetapi juga di seluruh negeri. Sama seperti Kemayoran, bandara ini kini tinggal kenangan. Namun, jejaknya masih terasa, bertransformasi menjadi salah satu ruang terbuka hijau favorit warga kota: Yeouido Park.

Foto aerial Bandara Yeouido. Gyeonggi-do Provincial Government

Dari Militer hingga Komersil

Sejarah Yeouido bermula di era pendudukan Jepang. Saat itu, pemerintah Jepang ingin membangun sebuah lapangan udara di Gyeongseong atau Yeouido. Pulau kecil di tepi Sungai Han itu akhirnya dipilih sebagai lokasi lapangan udara untuk pelatihan militer. Rute awalnya menghubungkan Seoul dengan Manchuria, sebelum akhirnya beralih fungsi melayani penerbangan domestik.

Maskapai pertama Korea Selatan, Korea National Airlines, menjadikan Yeouido sebagai markas. Pada 1958, statusnya naik menjadi bandara internasional dengan penerbangan menuju Hong Kong dan Tokyo. Namun, posisi di dataran rendah membuatnya rawan banjir saat musim panas. Operasional kerap terganggu, dan pada akhirnya penerbangan komersial dipindahkan ke Bandara Internasional Gimpo. Yeouido pun hanya dipakai oleh Angkatan Udara, hingga resmi ditutup pada 1971.

Proses boarding penumpang di Bandara Yeouido. National Archives of Korea

Baca juga: Travel 101: Busan, Korea Selatan

“Bye, Asphalt!”

Jika lahan Bandara Kemayoran di Jakarta kini dipenuhi jalan raya, kompleks perumahan, dan gedung pertemuan, nasib Yeouido justru berbeda. Pada 1997, lapisan aspal tebal bekas landasan pacu dibongkar. Di atasnya tumbuh Yeouido Park, taman hijau seluas 229 ribu meter persegi dengan jalur pedestrian dan sepeda sepanjang hampir tiga kilometer.

Traditional Korean Forest. Seoul Metropolitan Government
Grass Field, saat ada acara musiman Seouldal di 2024. Seoul Metropolitan Government

Taman ini terbagi ke dalam empat zona. Di timur laut, Traditional Korean Forest menghadirkan paviliun tradisional yang fotogenik, termasuk satu yang berdiri anggun di atas danau kecil. Grass Field menjadi area favorit keluarga, dengan bukit mini, area bermain anak, dan kolam. Di sini pula berdiri patung Raja Sejong, tokoh besar di balik penciptaan alfabet Hangul.

Baca juga: Travel 101: Korea Selatan

Kenangan Aviasi

Meski bangunan aslinya sudah lenyap, jejak sejarah Bandara Yeouido tetap hidup. Di Cultural Event Plaza, berdiri megah pesawat Douglas C-47 Skytrain—burung besi yang dulu digunakan untuk mengangkut pasukan pembebasan Korea pada 1945. Kini, ia menjadi monumen penghormatan bagi Angkatan Udara Korea Selatan.

Tak jauh dari sana, sebuah terowongan ekshibisi menghubungkan taman dengan Sungai Han. Di pintu masuknya tertera tulisan besar: A Walk Through the History of Yeouido Airport. Di dalamnya, pengunjung bisa menelusuri foto-foto, model pesawat, dan kisah para pionir aviasi Korea.

Yeuido Park menggabungkan taman rindang dengan ruang komunal modern. Seoul Metropolitan Government

Salah satunya adalah An Chang-nam, pilot pertama Korea Selatan. Ia mencatat sejarah dengan penerbangan demonstrasi yang disaksikan 50.000 orang—seperenam penduduk Seoul kala itu. Tragisnya, ia meninggal dalam kecelakaan pesawat pada 1930, tetapi namanya tetap dikenang sebagai pionir aviasi Negeri Ginseng.

Bandara Yeouido dan An Chang-nam mungkin telah tiada. Namun fragmen keduanya tetap hidup, bersemayam di tengah rindang pepohonan Yeouido Park. Sebuah ruang hijau yang kini berdiri sebagai paradoks indah: dari landasan pesawat militer hingga menjadi oase publik di jantung kota Seoul.Rachman Karim

Calendar of Events

Art Jakarta 2025

Salah satu bursa seni terbesar di Indonesia yang tak boleh dilewatkan. 3-5 Okt 2025

W Presents: TMPLE

Acara musik global di W Bali – Seminyak bersama duo DJ asal London. 30 Agu 2025

COMO Culinary Odyssey: Karangasem Edition

Kolaborasi kuliner terkenal di tepi Pantai Canggu. 14 Ags-30 Sep 2025

See More