Siapkan segalanya untuk perjalanan sekali dalam seumur hidup.

Foto utama: Panorama Pegunungan Himalaya berselimutkan salju. Pradip

Terletak di kawasan timur Pegunungan Himalaya, di antara India dan Tiongkok, Bhutan merupakan salah satu negara yang paling memikat sekaligus misterius di dunia. Dikenal sebagai “Negeri Naga Petir”, Bhutan merupakan negara yang menakar tradisi dalam hitungan abad, menempatkan kebahagiaan nasional di atas pertumbuhan ekonomi, dan memiliki lanskap yang terlihat seperti dongeng yang hidup: lembah hijau luas, puncak bersalju, serta padang bunga liar.

Meskipun Bhutan menawarkan keindahan sepanjang tahun, September menempati posisi istimewa. Bulan kesembilan merupakan masa transisi yang ideal, saat hujan musim panas telah berlalu dan dingin musim dingin belum benar-benar datang. Alam berada pada kondisi terbaiknya, langit cerah tak berawan, dan kehidupan budaya di negeri ini mulai kembali berdenyut dengan semarak.

Udara Segar dalam Arti Sebenarnya
Salah satu daya tarik utama mengunjungi Bhutan di September adalah kualitas udaranya. Setelah musim hujan yang panjang, langit menjadi sangat bersih dan jernih. Selain raibnya kemungkinan penerbangan ditunda atau dibatalkan dengan alasan cuaca, di bulan ini penerbangan menuju Bhutan menawarkan sebuah pengalaman tersendiri.

Sejak pesawat mulai menuruni landasan di Bandara Internasional Paro, yang dikenal sebagai salah satu pendaratan paling menakjubkan (dan mendebarkan) di dunia, penumpang langsung disambut pemandangan Himalaya yang terbentang magis. Langit biru, puncak bersalju, dan lembah-lembah hijau dalam gradasi warna yang tak terhitung jumlahnya.

Jalur pendakian menuju Tiger’s Nest, salah satu obyek wisata populer di Bhutan, jadi lebih nyaman dilibas di September.

Kejernihan udara ini menjadikan September sebagai waktu yang sangat baik untuk trekking. Jalur Druk Path Trek yang terkenal, menghubungkan Paro dan Thimphu, menampilkan danau-danau alpin, hutan rhododendron, dan punggungan Himalaya. Anda bisa bermalam di bawah langit penuh bintang, menyusuri jalur sepi bersama kawanan yak, dan jika beruntung, mungkin melihat domba biru Himalaya, burung monal, atau bahkan macan salju yang langka.

Baca juga: Kenapa Anda Harus ke Bhutan (Setidaknya Sekali Seumur Hidup)?

Musim Festival Telah Dimulai
Jika bentang alam dramatis Bhutan adalah panggungnya, maka September adalah saat pertunjukan budaya dimulai. Bulan ini adalah musim Tsechu, ketika kota-kota dan dzong (biara-benteng) di seluruh negeri berubah menjadi lautan warna dan perayaan. Tsechu di Thimphu, yang kerap berlangsung pada pekan kedua atau ketiga bulan September, merupakan salah satu festival terbesar dalam kalender budaya Bhutan. Para biksu dan masyarakat umum mengenakan kostum dan topeng rumit untuk menampilkan tari cham yang telah diwariskan turun-temurun, dipercaya mampu menyucikan jiwa dan membawa berkah.

Salah satu tsechu di Timpu. Pema Gyamtsho

Bagi wisatawan, menyaksikan Tsechu adalah pengalaman yang sarat spiritual sekaligus budaya. Momen langka ketika waktu seolah berhenti, dan Anda tak sekadar menjadi penonton, melainkan ikut menyatu dalam tradisi yang sakral dan masih hidup. Duduk berdampingan dengan keluarga Bhutan dalam pakaian tradisional terbaik mereka, berbagi tawa, kudapan, dan cerita di sela tarian yang penuh ritme dan warna.

Cuaca Bersahabat, Keindahan Maksimal
September menghadirkan suhu yang bersahabat. Berkisar antara 15°C hingga 25°C di wilayah lembah yang memungkinkan Anda menjelajah tanpa harus mengenakan pakaian berlapis-lapis atau khawatir didera hujan deras. Saat malam tiba, cuacanya pun jadi ideal untuk ditemani secangkir kopi atau teh panas. Alam pun seolah ikut merayakan: sawah mulai menguning, bunga liar masih bermekaran di ketinggian, dan sungai-sungai mengalir jernih dan deras.

Lebih dari itu, September termasuk musim shoulder season, masa tenang antara puncak kunjungan wisatawan. Anda akan terhindar dari keramaian musim liburan Oktober–November, tetapi tetap menikmati pemandangan memesona dan akses budaya yang sama. Ini juga berarti lebih mudah mendapatkan akomodasi di hotel dan penginapan butik Bhutan yang kian mengesankan.

Para biksu remaja bermain sepak bola di halaman dzong saat cuaca sedang bagus. sumanghosh87

Perjalanan yang Sarat Makna
Tidak mengherankan jika Bhutan menjadi destinasi ziarah batin bagi pelancong yang mencari ketenangan. Dengan tradisi yang terjaga, akar Buddhisme yang kuat, dan filosofi nasional yang menjunjung tinggi kebahagiaan melebihi kekayaan material, negeri kecil di Himalaya ini menjadi semacam penawar terhadap dunia modern yang serba cepat.

Mengunjungi Bhutan pada September seperti tiba di saat yang tepat: musim hujan lenyap, perayaan di setiap sudut, dan aroma harapan yang menunggu. Di Bhutan, setiap perjalanan terasa menyentuh batin. Namun khusus di September, pengalaman tersebut terasa lebih mendalam, meninggalkan bekas lama bahkan setelah pesawat tinggal landas.

Jangan jadikan trip ke Bhutan sebuah mimpi belaka. Menggandeng COMO Hotels and Resorts dan Travellino Tour, kami akan menghadirkan paket perjalanan eksklusif ke Bhutan pada September 2025 mendatang. Lewat trip ini, Anda bisa menikmati sebuah perjalanan tanpa ribet di mana kami akan mengurus semua urusan logistiknya—termasuk pajak harian turisnya!

Hubungi kami di surat elektronik (e-mail) di sini atau via WhatsApp di sini untuk keterangan lebih lanjut. Mari, wujudkan mimpi Anda menjelajah Bhutan bersama kami.

Calendar of Events

Exchange Vows

Sebuah bursa pernikahan esklusif besutan The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place. 27-29 Jun 2025

COMO Culinary Odyssey: Buleleng Edition

Semarak perayaan kuliner Buleleng di Canggu. 13 Jun-31 Jul 2025

Summer Soundwave 2025

Pesta tepi pantai khas W Bali – Seminyak. 20 Jun 2025

See More