12 Hotel Baru di Asia yang Wajib Ditunggu Kehadirannya Tahun Ini
Berikut hotel-hotel anyar di Asia yang akan dibuka pada 2023 dengan tawaran memikat. Lokasinya mulai dari Sumba, Ubud, hingga Tokyo.
Memasuki usia satu windu pada 16 Juni 2025, Hotel Indigo Bali Seminyak Beach tak sekadar menandai tonggak waktu. Tahun ini, resor tepi pantai bergaya eklektik di kawasan Seminyak tersebut merayakan ulang tahunnya dengan menjelajahi akar budaya Pulau Dewata lewat lensa berbeda: menyatukan kisah dan karakter dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Alih-alih pesta glamor atau promosi konvensional, perayaan ulang tahun kali ini menjelma dalam format narasi digital yang hangat dan penuh makna. Selama beberapa bulan ke depan, akun media sosial Hotel Indigo Bali Seminyak Beach akan menjadi panggung bagi kisah-kisah autentik dari penjuru pulau, mulai dari budaya, alam, kuliner, hingga komunitas yang inspiratif.
Andreas Bergel, General Manager Hotel Indigo Bali Seminyak Beach sekaligus Area General Manager untuk IHG Indonesia, menjelaskan bahwa perayaan ulang tahun kali ini terasa lebih istimewa karena menggabungkan berbagai elemen dari seluruh penjuru Pulau Bali.
“Merayakan ulang tahun kedelapan yang istimewa ini, kami ingin menyoroti hubungan erat kami dengan alam, budaya, dan masyarakat Bali yang selama ini menjadi sumber inspirasi dalam perjalanan dan nilai-nilai inti operasional hotel kami,” ujar Andreas.
Rangkaian perayaan ulang tahun Hotel Indigo Bali Seminyak Beach dimulai dari timur, di Kabupaten Karangasem, tempat keajaiban bawah laut dan konservasi terumbu karang menjadi daya tarik utama. Sementara di Bangli, kontennya menyoroti bentang pegunungan serta manisnya jeruk Kintamani, buah lokal yang identik dengan dataran tinggi.
Di arah barat daya, Tabanan hadir dengan hamparan sawah dan jalur trekking yang memperlihatkan wajah agraris Bali yang tetap lestari. Tak ketinggalan Badung, kabupaten tempat hotel ini berdiri, yang merayakan identitasnya lewat budaya selancar dan semangat pesisir yang membara.
Menengok ke jantung seni pulau, Gianyar mempersembahkan pesona kerajinan tangan dan seni pertunjukan tradisional, sementara Buleleng yang tenang di utara mengeksplorasi kekayaan budaya kopi lokalnya.
Dari barat, Jembrana menampilkan kegembiraan rakyat melalui tradisi makepung—festival lomba kerbau khas yang unik dan penuh warna. Di sisi tenggara, Klungkung menggambarkan kekayaan tekstil Bali melalui narasi tentang kain endek, simbol warisan yang diwariskan lintas generasi.
Dan sebagai penutup, Denpasar—kota metropolitan Bali—menjadi cermin kontras sekaligus harmoni. Kontennya akan membidik kawasan kota tua, pasar-pasar tradisional, serta denyut urban yang tak pernah tidur.—Yohanes Sandy, Monika Febriana
