Lonjakan minat turis pada kota-kota kecil, akomodasi alternatif, dan pengalaman autentik yang lebih terjangkau.

Tahun baru kian mendekat, dan tanpa kegaduhan, lanskap perjalanan di Asia tengah bergeser ke arah yang lebih cerdas dan penuh makna. Berdasarkan 2026 Travel Outlook Report dari Agoda, paradigma lama, ketika wisatawan menumpuk di destinasi populer, perlahan memudar. Pelesir di era baru dipandu oleh tiga kompas utama: penemuan, nilai, dan pengalaman yang lebih bertanggung jawab.

Salah satu temuan paling menonjol adalah bangkitnya destinasi sekunder. Dalam dua tahun terakhir, pencarian untuk kota kecil dan area yang kurang terekspos tumbuh 15% lebih cepat daripada destinasi arus utama. Pada paruh pertama 2025, kawasan-kawasan alternatif ini bahkan menyumbang 34% dari seluruh pencarian pemesanan di platform tersebut. Sebuah sinyal bahwa wisatawan Asia kian gemar menoleh ke arah yang berbeda—ke tempat-tempat yang menawarkan ruang bernapas, cerita lokal, dan harga yang lebih bersahabat.

Harga memang masih menjadi pemicu terbesar. Sebanyak 43% responden survei menyebut faktor biaya sebagai alasan memilih destinasi sekunder. Namun, daya tariknya jauh melampaui angka. Wisata kuliner, aktivitas alam, budaya lokal, hingga retret kebugaran kini menjadi pengalaman inti yang dicari banyak pelancong. Mereka tidak lagi mengejar daftar must visit, tetapi ingin pulang membawa rasa dan perspektif baru.

Tren serupa terlihat pada preferensi akomodasi. Wisatawan semakin melirik vila, hotel butik, dan apartemen—hunian kecil yang memungkinkan mereka hidup bak warga lokal, meresapi ritme keseharian destinasi, dan menikmati detail yang kerap tersamarkan di properti skala besar. Pergeseran ini menunjukkan bahwa perjalanan bukan sekadar berpindah tempat, tetapi memperluas cara kita memahami suatu lokasi.

“Di 2026 kami melihat wisatawan semakin menikmati keindahan lokal, menjelajahi petualangan kuliner, dan memanfaatkan AI untuk merancang perjalanan yang lebih personal. Kuncinya adalah membuat pilihan cerdas dan menemukan penawaran terbaik agar eksplorasi dunia semakin terjangkau,” ujar Ittai Chorev, Chief Product Officer Agoda.

Dalam waktu yang bersamaan, negara-negara Asia berlomba memperkuat pondasi pariwisatanya. Konektivitas udara ditingkatkan, prosedur visa dipangkas, dan infrastruktur destinasi diperbarui agar perjalanan terasa lebih mulus dari sebelumnya. Wisatawan pun semakin mengharapkan pengalaman yang mulus dari awal: pemesanan yang intuitif, rekomendasi berbasis preferensi, hingga konten digital yang mengarahkan mereka ke sudut-sudut tersembunyi yang mungkin tak ditemukan oleh generasi turis sebelumnya.

Bagi pelancong muda yang tumbuh bersama teknologi, penyederhanaan ini membuka ruang eksplorasi baru. Mereka lebih berani menjelajahi kota kecil di negara sendiri, lebih spontan terbang ke negara tetangga, dan lebih rela menukar liburan panjang dengan perjalanan singkat yang lebih sering—asal tetap bermakna.

Yang paling menonjol dari prakiraan perjalanan Asia 2026 bukan hanya ke mana orang bepergian, tetapi bagaimana mereka melakukannya. Perjalanan kini tentang koneksi dan autentisitas, tentang jeda yang memberi napas baru, tentang keinginan menemukan yang tak terduga. Sebuah era baru yang, pada dasarnya, mengembalikan perjalanan pada esensinya: sebuah cara untuk melihat dunia—dan melihat diri sendiri—dengan mata yang lebih segar.Yohanes Sandy

Calendar of Events

Perahu Kertas Musikal

Salah satu produksi berskala besar yang paling ambisius di awal tahun. 30 Jan-15 Feb 2026

Now Playing Festival 2025

Now Playing Festival akan kembali mengguncang Kota Kembang. 30 Nov 2025

Espolòn Barrio Fiesta 2025 – Jakarta

Semangat Meksiko di tengah Ibu Kota. 7 Nov 2025

See More