Ragam Rasa Nusantara Ramaikan Pengalaman Kuliner di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta
Signatures Restaurant hadirkan menu-menu spesial sepanjang tahun terinspirasi buku resep legendaris.
Teks dan foto oleh Yohanes Sandy
Waktu baru menunjukkan pukul 10, tapi antrean di Ho Kow Hainam Kopitiam sudah mengular. Ini adalah kali kedua saya datang ke kedai kopi dalam trip saya ke Kuala Lumpur beberapa waktu lalu. Yang pertama, saya datang pukul 12:30 dan beberapa menu sudah ludes.
Ho Kow terletak di Jalan Balai Polis, hanya beberapa menit berjalan kaki dari stasiun MRT Pasar Seni. Sejarah Ho Kow membentang hingga 1956, setahun sebelum Malaysia merdeka. Lokasinya dulu di Lorong Panggung—dua menit berjalan kaki dari lokasi baru—dan dikenal dengan nama Soon Kee. Namanya diubah setelah kedai ini diwariskan oleh pendirinya kepada sang anak.
Sebelum menempati lokasi baru, Ho Kow dulu menjadi destinasi sarapan favorit pegawai kantoran dan anak sekolah. Sekarang, Ho Kow seringkali dipenuhi oleh para turis—terutama di akhir pekan, walau sesekali masih terlihat tamu lokal yang datang ke sini.
Ho Kow, yang direlokasi pada 2019, tersebut masih mengusung desain kedai kopi zaman baheula, di mana tembok-tembok dibiarkan tanpa semen serta kursi dan meja kayu memenuhi interiornya. Di lantai satu, pengunjung dapat menikmati makan sembari melihat staf sibuk di balik dapur. Sedangkan lantai dua menawarkan suasana yang lebih tenang dan udara yang sejuk berkat tersedianya pendingin udara.
Sebagai kedai kopi khas Melayu, menu yang ditawarkan rata-rata mirip dengan kedai lain, umpamanya mi goreng, nasi lemak, roti bakar, aneka kopi, dan dim sum. Namun, yang merebut hati saya adalah Butter Peanut Bun yang menjadi ciri khas mereka. Yang membedakan roti bakar lapis selai ini dengan kedai lain adalah mereka menggunakan roti tawar tebal namun bertekstur lembut. Di antara dua roti yang dibakar di atas arang tersebut, disajikan potongan mentega dingin, remah-remah kacang, dan selai kaya. Perpaduan antara rasa asin mentega dan gurihnya kacang serta selai kaya yang manis dan roti empuk terasa sempurna di mulut. Salah satu pengalaman sarapan terbaik yang pernah saya rasakan.
Tersedia juga roti bakar klasik Butter Kaya Toast layaknya kopitiam di Singapura. Namun menurut saya, di sini selai kaya yang digunakan tidak terlalu manis dan rotinya sangat lembut, berbeda dengan roti bakar di kopitiam di Singapura yang menurut saya keras dan alot. Menu lain yang layak dicoba adalah nasi lemak. Nasinya gurih dengan lauk ayam goreng, ikan asin, kacang, telur rebus, dan sambal. Porsinya sangat mengenyangkan untuk sarapan.
Untuk minuman, kedai ini menawarkan berbagai macam kopi panas dan dingin. Ciri khas dari Ho Kow adalah cita rasa kopinya cukup kuat, full bodied, beraroma, pahit, dan sedikit asam. Mungkin bagi beberapa orang kopi hitamnya terlalu kuat. Ada baiknya Anda lebih baik memesan yang dicampur susu untuk menyeimbangkan rasanya.
Bagi Anda yang ingin menikmati sarapan khas kopitiam autentik dikelilingi warga lokal, Ho Kow jelas bukan tempat yang ideal. Namun jika Anda ingin menikmati menu-menu kopitiam lezat, terutama Butter Peanut Bun, maka Anda harus siap mengantre untuk mendapatkan tempat duduk. Setidaknya, paling cepat 30 menit pengunjung harus menunggu untuk mendapatkan meja berkapasitas dua orang.
1, Jalan Balai Polis, City Centre, Kuala Lumpur; buka dari pukul 7:30 hingga 14:30.
Sebuah festival film untuk mengkampanyekan gerakan anti polusi plastik. 6 Okt
Acara lari dan memberi di Jakarta. Raih kesempatan memenangkan hadiah senilai puluhan juta. 6 Okt