Lima hotel bersejarah di Kuala Lumpur yang menyimpan cerita menarik di dalamnya.

Selayaknya ibu kota negara bekas jajahan Inggris, Kuala Lumpur menyimpan cerita kolonialisme panjang yang menarik. Dalam sejarah yang terbentang tersebut, terselip penginapan-penginapan yang menyumbang cerita sejarah dalam perjalanan Kuala Lumpur—baik sebelum maupun setelah merdeka.

Kami memetakan hotel-hotel bersejarah di kota yang dulunya kawasan pertambangan timah tersebut. Beberapa di antaranya merupakan hotel mewah yang masih beroperasi hingga kini.

The Majestic Hotel Kuala Lumpur

Menilik tarikhnya, hotel ini sudah beroperasi sejak 1932. Berlokasi tepat di seberang Stasiun Kuala Lumpur, hotel ini dibangun oleh firma desain Keys and Dowdeswell yang memadukan gaya Beaux-Arts dan Art Deco. Firma ini juga merupakan otak di balik pembangunan penginapan ikonis The Fullerton Hotel di Singapura.

Seorang turis di depan lobi Majestic Wing yang merupakan gedung asli The Majestic Hotel Kuala Lumpur. Yohanes Sandy

Layaknya Raffles Singapore, hotel ini merupakan simbol kemewahan di era kolonial. Bangunan bergaya kolonial yang megah, pelayanan bak kerajaan, serta lokasi strategis menjadi daya tarik utamanya. Aslinya, hotel ini menaungi 51 kamar dihiasi furnitur dan pernak-pernik impor dari Inggris.

Di era 1970-an, pamor penginapan tersebut mulai redup akibat hadirnya hotel-hotel baru di distrik Bukit Bintang yang lebih trendi. Akibat minim tamu, pada 1983 ia berubah fungsi menjadi Galeri Seni Nasional sekaligus melestarikan statusnya sebagai cagar budaya. Pada 1995, bangunan ini kemudian diprivatisasi atas kerja sama pemerintah dan YTL Corporation. Kala itu, syarat agar bangunan ini dapat dikembalikan sebagai hotel adalah dengan membangun Galeri Seni Nasional baru. Pada 1998, Galeri Seni Nasional dipindah dan bangunan Hotel Majestic sempat terbengkalai hingga 2008.

Straits Room, kamar tipe termurah di Majestic Wing.
Desain kamar modern yang menempati bangunan baru The Majestic Hotel Kuala Lumpur.

Setelah satu dekade mangkrak, proyek revitalisasi pun dimulai. YTL Corporation membangun gedung baru setinggi 15 lantai di sebelah bangunan orisinal guna menambah jumlah kamar. Bangunan uzurnya dipertahankan, namun interiornya dipermak. Pada 8 Desember 2012, The Majestic Hotel Kuala Lumpur dibuka kembali untuk publik di bawah manajemen Autograph Collection Hotels, merek milik grup Marriott International.

Foto lama The Majestic Hotel Kuala Lumpur. YTL Hotels

Bangunan barunya, Tower Wing, mengoleksi 253 kamar dan suite serta delapan gerai makan dan minum. Sementara sang bangunan asli—kini bernama Majestic Wing—diubah menjadi akomodasi premium berisi 47 kamar lengkap dengan fasilitas bar, lounge, dan spa. majestickl.com

The Federal Hotel

Penginapan yang bersemayam di Jalan Bukit Bintang ini dibuka pada 28 Agustus 1957 dan menjadi saksi bisu deklarasi kemerdekaan Malaysia dari Inggris. Perayaan kemerdekaan dilakukan di salah satu ruang serbaguna hotel setinggi 10 lantai dengan 90 kamar ini. Saat itu, Federal Hotel adalah simbol kesuksesan dan merupakan gedung tertinggi di Kuala Lumpur.

Kolam renang dengan latar gedung baru Federal Hotel. Di lantai teratas, pernah bersemayam restoran berputar yang sangat populer.

Tak lama setelah beroperasi, Federal Hotel melakukan ekspansi dengan membangun gedung baru setinggi 18 lantai. Pada 1963, gedung tambahan itu dibuka, menggelembungkan jumlah kamar Federal Hotel menjadi 450 unit serta memperkenalkan fasilitas-fasilitas asing pada masanya, seperti kelab malam, arena boling terbesar di Malaysia, bar, restoran tepi kolam renang, serta ikon Bintang Revolving Lounge, restoran berputar yang terletak di lantai teratas hotel. The Federal Hotel juga merupakan hotel pionir di Malaysia yang mengenalkan layanan klub kesehatan, penatu, dan parkir valet.

Desain kamar terkini Federal Hotel Kuala Lumpur.

Sebagai hotel megah di masanya, Federal Hotel kala itu kerap menjadi tujuan menginap para pesohor dunia, seperti aktor Hollywood William Holden, petinju Muhammad Ali, dan aktor Hong Kong, Simon Yam.

Foto kuno yang memperlihatkan bangunan asli Federal Hotel Kuala Lumpur yang sekarang berubah nama menjadi Merdeka Wing. FHI Hotels

Dalam perjalanannya, The Federal Hotel telah berkali-kali menjalani proses renovasi. Pada 1990, gedung utamanya berganti nama menjadi Merdeka Wing yang menaungi 150 kamar dan empat suite. Dalam beberapa proses renovasi tersebut, sejumlah fasilitas dihilangkan. Umpamanya, arena boling yang dibongkar karena sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. Renovasi masif terakhir dilakukan oleh Federal Hotel pada 2019. Dalam proyek ini, kamar-kamar di Merdeka Wing diremajakan, ruang pertemuan dan restoran dipugar, serta sebuah lobby lounge baru dilahirkan.

Lokasi hotel yang sangat strategis di sentra hiburan dan belanja Bukit Bintang, membuat hotel ini digemari oleh para wisatawan. fhihotels.com

Merlin Hotel (Concorde Hotel Kuala Lumpur)

Di akhir era 1950-an, Bukit Bintang menjadi area komersil anyar yang dicetak sebagai wajah baru Kuala Lumpur pasca-kemerdekaan. Tak heran banyak properti baru yang dikerek di distrik tersebut. Merlin Hotel adalah salah satunya.

Fasad terkini Concorde Hotel Kuala Lumpur. Meski sekarang menggunakan tata cahaya modern, struktur bangunan hotel ini masih warisan Merlin Hotel.

Merlin Hotel merupakan ikon kota Kuala Lumpur di zaman kemerdekaan. Mulai beroperasi sejak 1957, hotel ini dikenal sebagai hotel berbintang kedua di Kuala Lumpur setelah Federal Hotel. Hingga awal 1990, kaum borjuis lokal kerap menghabiskan waktunya di hotel ini, terutama bersantap di restoran Tiongkoknya, Dragon Court, yang telah dikenal popularitasnya secara turun temurun. (Restoran tersebut masih ada hingga kini namun berganti nama menjadi XIN Cuisine).

Interior restoran XIN Cuisine. Dua pilar berukiran naga warisan Dragon Court masih dipertahankan.

Pada 1990, hotel ini berpindah kepemilikan dan berubah nama menjadi Concorde Hotel Kuala Lumpur. Di tangan pemilik baru, proyek renovasi dijalankan dan menghasilkan 488 kamar dan suite lengkap dengan fasilitas-fasilitas penunjang mumpuni.

Kamar bernuansa modern di Concorde Hotel. Karena mempertahankan struktur bangunan lama, jendela kamar masih kecil tidak seperti desain masa kini yang membentang dari lantai hingga langit-langit.

Walau restoran Dragon Court sudah berganti identitas menjadi XIN Cuisine, namun rasa nostalgianya masih. Di dalam tempat makan tersebut, pihak hotel mempertahankan sepasang tiang ukiran naga yang menjadi ciri khas Dragon Court. Tak hanya itu, manajemen Concorde Hotel juga memasang ulang lantai keramik buatan 1957 yang diambil dari lantai delapan hotel hingga merekonstruksi dinding bata merah dengan ukiran inisial MH yang kini menyambut tamu di depan kolam renang.

Hotel ini juga merupakan rumah bagi Hard Rock Café Kuala Lumpur, sebuah ikon wisata dari Amerika Serikat. concordehotelsresorts.com

Pages: 1 2

Calendar of Events

Ultra Beach Bali 2024

Puluhan disjoki kelas dunia akan tampil di ajang Ultra Beach Bali. 6 & 7 Juni 2024

All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Bali

Siap menyanyikan I Swear dan I Can Love You Like That bersama mereka di Bali? 21 Juni 2024

Deadmau5 Live at Savaya

Savaya kembali mendatangkan disjoki kelas dunia. 8 Juni 2024

See More