Bursa Seni ArtMoments Hadir di Bali Juni Ini
ArtMoments Bali akan menghadirkan ratusan karya dan seniman dengan konsep yang berbeda.
Kairo kerap diasosiasikan dengan padang pasir yang bergelombang, derap langkah unta, dan tiga piramida raksasa yang menjadi ikon sejagat. Namun pada 1 November 2025, Ibu Kota Mesir ini resmi memperoleh daya tarik baru yang akan mengubah peta pariwisatanya: Grand Egyptian Museum, institusi kebudayaan ambisius yang berdiri berdekatan dengan kawasan Nekropolis Giza.
Rencana pembangunannya sebenarnya telah bergulir selama beberapa dekade. Peletakan batu pertama berlangsung pada 2002, disusul proses konstruksi yang baru benar-benar dimulai tiga tahun kemudian. Serangkaian tantangan pendanaan dan penundaan pembukaan mewarnai perjalanan panjangnya. Kini, setelah lebih dari dua dekade penantian, pintu Grand Egyptian Museum akhirnya terbuka untuk publik.

Museum ini menempati lahan seluas 500.000 meter persegi dengan bangunan utama 81.000 meter persegi—skala yang merefleksikan ambisi Mesir untuk merengkuh kembali kejayaan masa lalu. Dirancang oleh firma arsitektur Irlandia, Heneghan Peng, bangunannya mengusung geometri modern yang terinspirasi langsung dari bentuk piramida dan segitiga, menciptakan dialog kontemporer antara masa kini dan sejarah.
Lebih dari 100.000 artefak dipamerkan di 12 galeri permanen, menjadikannya museum kebudayaan Mesir kuno terbesar di dunia. Koleksi tersebut membentang dari era prasejarah hingga masa Romawi dan Yunani. Di area luar museum, obelisk granit setinggi 16 meter peninggalan Ramses II tegak menyambut pengunjung. Memasuki Grand Hall, patung raksasa Ramses II menjulang megah, sementara deretan patung Dewi Sekhmet menghiasi Grand Stairs yang dramatis.

Daya tarik utama museum ini adalah Tutankhamun Galleries, ruang seluas 7.000 meter persegi yang didedikasikan bagi Firaun Dinasti Ke-18 tersebut. Sebanyak 5.600 artefak ditampilkan, termasuk sarkofagus, topeng emas penguburan, hingga furnitur kerajaan seperti singgasana dan vas parfum. Untuk pertama kalinya, seluruh benda peninggalan Tutankhamun dipamerkan secara lengkap di satu tempat.
Grand Egyptian Museum juga menjadi rumah bagi kapal Khufu, sebuah tongkang besar dari era Firaun Khufu yang dipindahkan dan direstorasi dengan teknologi mutakhir. Bagi pengunjung muda, GEM Children’s Museum menawarkan aktivitas interaktif dan elemen realitas virtual yang membawa imajinasi mereka ke era Mesir Kuno.

Tak hanya menjadi pusat pembelajaran, museum ini juga dirancang sebagai destinasi gaya hidup. Deretan gerai kuliner internasional mengisi kawasan publik, termasuk Ladurée yang terkenal dengan macaron elegannya, Starbucks, dan toko manisan Mesir Mandarine Koueider. Dua restoran fine dining juga tengah dipersiapkan, menjanjikan pengalaman bersantap berkelas dengan panorama langsung ke kompleks Piramida Giza.
Grand Egyptian Museum bukan sekadar museum baru; ia adalah simbol ambisi Mesir modern, menghubungkan kejayaan kuno dengan ritme budaya hari ini yang menjadi sebuah alasan baru bagi para pelancong dunia untuk kembali menjejakkan kaki di Kairo.
El Remayah Square, Cairo-Alexandria Desert Rd., Kairo, Mesir; gem.eg; buka setiap hari dari pukul 9:00-18:00, khusus Rabu dan Sabtu buka hingga pukul 21:00.—Rachman Karim
Salah satu produksi berskala besar yang paling ambisius di awal tahun. 30 Jan-15 Feb 2026