Mengenal Layanan Baru Imigrasi All Indonesia dan Cara Mengisinya

Pemerintah Indonesia terus berupaya menghadirkan pengalaman kedatangan yang lebih nyaman di bandara internasional. Terobosan terbarunya adalah All Indonesia, layanan berbasis aplikasi dan situs web yang dirancang untuk menyederhanakan proses imigrasi. Melalui satu platform, penumpang dapat langsung mengakses informasi imigrasi, bea cukai, kesehatan, hingga karantina—tanpa perlu antre panjang saat tiba di Indonesia.

Dirancang ramah pengguna, All Indonesia dapat dioperasikan dengan mudah oleh siapa saja, termasuk lansia, penyandang disabilitas, maupun anak-anak. Sistemnya juga telah terintegrasi dengan arrival card, sehingga proses semakin efisien.

Formulir kedatangan bisa diisi melalui situs web maupun aplikasi di ponsel pintar. Berikut langkah-langkahnya:

1. Pilih formulir sesuai status: WNI atau WNA.
2. Lengkapi data pribadi: nama, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor paspor, nomor telepon, dan alamat email aktif.
3. Masukkan detail penerbangan internasional: jadwal serta nomor penerbangan.
4. Isi alamat tempat tinggal di Indonesia dan tujuan kedatangan.
5. Tambahkan informasi kesehatan, barang bawaan, serta data bea cukai.
6. Kirim formulir. Sistem All Indonesia akan memberikan kode QR khusus.
7. Unduh dan simpan kode QR, lalu tunjukkan kepada petugas imigrasi saat tiba di bandara.

Beberapa hal penting untuk diperhatikan: formulir All Indonesia dapat diisi hingga tiga hari sebelum kedatangan, dan tersedia pula opsi pengisian melalui barcode atau mesin e-kiosk di bandara.

Aturan ini mulai berlaku pada 1 September 2025 di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Bandara Juanda Surabaya, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, serta di pelabuhan internasional Batam. Pada saat yang sama, uji coba aplikasi ini juga diperluas ke seluruh bandara untuk semua maskapai, termasuk pelabuhan internasional dan pos perbatasan.

Dengan kemudahan ini, wisatawan maupun pelaku perjalanan bisnis diharapkan tidak lagi menghabiskan banyak waktu di meja imigrasi maupun bea cukai, sehingga bisa segera melanjutkan aktivitas mereka di Indonesia.—Ben Dharma