Skyward Project 23 Paskal Jadi Destinasi Wisata Baru Bandung

Teks dan gambar oleh Rachman Karim

Sejak dibuka pada 2017, 23 Paskal telah menjadi salah satu destinasi ritel dan kuliner paling menonjol di Bandung—tempat dimana gerai-gerai ikonis dan restoran populer berkelindan, menciptakan lanskap gaya hidup yang selalu hidup. Kini, mal tiga lantai ini menambah satu alasan baru untuk kembali dikunjungi: sebuah taman bermain tematik yang memperluas denyut hiburan kota, bernama Skyward Project.

Bersemayam di lantai paling atas, Skyward Project hadir sebagai salah satu atraksi terbaru Kota Kembang. Yang membuatnya berbeda adalah tema steampunk—sentuhan futurisme-kuno yang masih langka di Indonesia. Dalam persinggahan saya ke Bandung, rasa penasaran membawa saya untuk merasakan langsung pengalaman di dalamnya.

Legasi Lokal dalam Balutan Fantasi
Walau bertumpu pada estetika fantasi, Skyward Project tidak melupakan tanah tempatnya berpijak. Destinasi keluarga ini terinspirasi dari Pasirkaliki, kawasan yang menampung Stasiun Bandung dan jejak industri kina Kimia Farma—wilayah yang telah tumbuh dari pemukiman sederhana menjadi distrik urban sibuk. Evolusi tersebut menjadi fondasi bagi Skyward Project: sebuah ruang yang merayakan masa lalu, masa kini, dan masa depan melalui imajinasi dan teknologi. Tema steampunk menjadi jembatan antara realitas dan fiksi, menarik bagi warga lokal hingga wisatawan luar kota yang mencari pengalaman baru.

Misi Penyelamatan dalam Dunia Lain
Petualangan dimulai di Hall of Chronicles, aula yang dihiasi elemen Art Deco—lengkungan, fon pelang vintage, hingga aksen keemasan yang mengingatkan saya pada sisa-sisa kejayaan arsitektur Bandung. Di ujung ruangan, jam LED raksasa menanti. Setelah gelang akses dipindai, layar menampilkan kisah Riversand, kota fiksi yang porak-poranda akibat eksperimen Ferdinand von Zeppelin—tokoh yang terinspirasi dari insinyur zeppelin di dunia nyata. Pengunjung pun direkrut sebagai “tim penyelamat kota” melalui serangkaian wahana dan teka-teki.

Permainan-permainan kecil menjadi pembuka. Ignition Thruster, misalnya, menantang ketepatan dan refleks dengan mencocokkan angka di layar—jenis permainan yang mudah dikuasai anak-anak tapi tetap menghibur orang dewasa. Petualangan berlanjut ke sebuah perpustakaan misterius, dipenuhi lemari-lemari tinggi dan benda-benda antik. Sambil mencari petunjuk mengenai Ferdinand, saya harus berinteraksi dengan berbagai objek. Akhirnya, satu tarikan kecil pada sebuah benda—yang saya rahasiakan demi menjaga misteri bagi Anda—membuka jalan ke bab berikutnya.

Menjelajah Balon Udara
Di area luar, The Golden Zeppelin menjadi salah satu titik paling fotogenik. Balon udara raksasa di ruang terbuka ini berisi tiga lantai memadukan arena bermain anak, climbing wall, perosotan, hingga permainan interaktif. Di puncaknya, wahana realitas maya membawa pengunjung “terbang” bersama zeppelin. Saya tak sempat menjajalnya—kerumunan anak-anak terlalu antusias, sementara jaring panjatnya jelas bukan dirancang untuk tubuh dewasa seperti saya.

Meluncur, Terbang, dan Sedikit Menantang Diri
Puncak petualangan terletak di Khaliki Mountain, zona luar ruangan dengan tebing batu artifisial dan lintasan merah menyala yang instan membangkitkan adrenalin. Di sini, pengunjung memilih antara tubing slides dan flying fox. Saya memulai dengan Flying Escape, wahana flying fox tertinggi. Meski namanya dramatis, kecepatannya cukup bersahabat. Boomerang Slides, sebaliknya, memberi kejutan yang jauh lebih intens—tubing yang benar-benar mengguncang perut.

Setelah cukup terpacu adrenalin, saya kembali ke area dalam ruangan. Pavana de Café menjadi tempat rehat ideal. Dengan churros hangat dan segelas teh manis dingin, saya menutup kunjungan dengan catatan manis—secuil ketenangan setelah melintasi dunia imajinasi yang dirancang dengan detail dan energi yang memikat.

23 Paskal Mall – Rooftop Level, Jl. Pasir Kaliki No. 25-27, Bandung; skywardproject.id; buka Senin-Sabtu dari pukul 10:00-22:00, dan Minggu dari pukul 09:30-22:00.—Rachman Karim