Pesonanya masih cemerlang dengan tawaran kuliner yang semakin inovatif.

Aroma khas menyeruak begitu saya memasuki lobi Hotel Indigo Bali Seminyak Beach. Wangi yang akrab itu seketika mengantarkan ingatan ke delapan tahun silam, saat pertama kali saya menjejakkan kaki di hotel ini.

Bukan kali pertama saya berkunjung ke properti perdana Indigo di kawasan resor ini. Selama delapan tahun terakhir, saya sudah empat kali menginap di sini, dan entah berapa kali mampir sekadar menikmati sajian di restoran maupun barnya.

Sejak dibuka pada Juli 2017, Hotel Indigo Bali Seminyak Beach langsung mencuri perhatian industri perhotelan global. Pasalnya, inilah properti pertama Indigo di dunia yang berdiri di destinasi resor. Sebelumnya, jenama yang diperkenalkan pada 2004 ini lebih dikenal dengan koleksi city hotel. Tak heran, banyak yang kala itu menyebut kehadirannya sebagai game changer.

Matras nyaman yang menghiasi setiap kamar dan vila di resor. TFL Paper/Yohanes Sandy

Berlokasi tepat di tepi Pantai Seminyak, hotel ini terkenal akan desainnya yang terinspirasi kekayaan budaya sekitar. Dari area lobi hingga kamar, dari restoran hingga ruang publik, setiap sudut menghadirkan pernak-pernik yang menyuarakan lokalitas. Furnitur kayu dan rotan berpadu dengan desain kontemporer, barang pecah-belah buatan tangan para pengrajin lokal menghiasi meja makan, sementara keramik berwarna mencolok mempertegas karakter ruang.

Desain cantik, lokasi strategis, serta fasilitas kamar yang komplet barangkali menjadi alasan banyak tamu—termasuk saya—untuk kembali. Delapan tahun beroperasi, melewati masa-masa sulit pandemi Covid-19, pesona hotel ini tetap terjaga. Kualitas layanan tak berkurang, dan interiornya masih terawat dengan baik. Saking apiknya, saya nyaris lupa sudah hampir satu dekade berlalu sejak pertama kali menginap.

Interior bernuansa eklektik modern. TFL Paper/Yohanes Sandy

Di kamar, detail khas Indigo masih terasa. Pernak-pernik keramik berwarna cerah menghiasi meja, day bed di teras atau balkon mengundang tamu untuk bersantai, matras nyaman dilengkapi aneka pilihan bantal, kulkas minibar dengan isi gratis, serta kamar mandi luas yang menyenangkan untuk berlama-lama. Setiap kali kembali, pengalaman menginap di sini selalu menghadirkan perasaan familier—seperti pulang ke rumah sendiri.

Dalam tiga tahun terakhir, penyegaran juga dilakukan, terutama di ranah kuliner. Kini dapur hotel dipimpin oleh Heri Riskiawan Efendi, juru masak asal Indonesia yang berpengalaman panjang di Maladewa. Kehadirannya membawa perubahan signifikan setelah sebelumnya dapur dikomandoi koki asing. Bagi saya, menu yang ia hadirkan terasa lebih membumi, dekat di hati, dan tetap memenuhi standar kuliner internasional.

Pintu kayu dan tempat tisu terbuat dari keramik dari pengrajin lokal. TFL Paper/Yohanes Sandy
Kamar mandi berlapis mozaik di dalam kamar dengan akses langsung ke balkon. TFL Paper/Yohanes Sandy

Restoran utama Makase kini menawarkan deretan menu terinspirasi Asia Tenggara. Untuk mendapatkan cita rasa autentik, Heri rela melakukan perjalanan riset ke berbagai kota di Tanah Air dan negara tetangga. Hasilnya, hidangan yang kaya rasa, dimasak dengan bahan berkualitas, dan tetap menampilkan sentuhan khas Heri. Juli 2025, ia merilis sederet menu anyar yang siap memanjakan tamu. Beberapa di antaranya yang layak dicicipi adalah lumpia Semarang, konro bakar dengan bahan baku US Prime Beef Ribs, ayam bakar utuh bercita rasa manis gurih, larb gai khas Thailand, seafood laksa ala Singapura, ikan bakar Malaysia, dan masih banyak lagi.

Heri, komandan dapur baru Hotel Indigo Bali Seminyak Beach dengan ide-ide inovatif yang brilian.

Inovasi juga merambah Pottery Café. Di sini, Heri melahirkan dua menu istimewa terinspirasi dari Monopoly edisi Bali: Broadwalk Burger, sajian berlapis daging premium dengan roti lembut, serta Lapis of Luck Dice, kue lapis berpenampilan unik menyerupai dadu. Selain menu tematik, Pottery Café juga menyuguhkan aneka pastry yang menggugah selera, mulai dari kudapan klasik hingga kreasi modern yang dipanggang segar setiap hari. Untuk menemani, tersedia beragam pilihan minuman termasuk pilihan kopi yang diracik dengan teknik manual brew, menggunakan biji single origin terbaik, seperti Bali Kintamani, Bali Petang, Sulawesi Toraja, hingga Sumatra Aceh Gayo.

Kiri: Interior restoran Makase. Kanan: Beberapa menu andalan baru di Makase.

Transformasi tak berhenti di jantung resor. SugarSand, restoran dan bar di tepi pantai, turut mengalami penyegaran. Sedikit renovasi mempertegas tampilannya, sementara konsep kuliner sempat bergeser ke gaya izakaya Jepang.

Inovasi terbaru hotel ini adalah peluncuran Breakfast Club Seminyak, sebuah ruang terbuka di tepi pantai yang khusus menyajikan sarapan berkelas yang terletak hanya beberapa langkah dari SugarSand. Tamu, baik yang menginap maupun tidak, bisa memulai hari dengan ragam menu sarapan internasional ditemani pemandangan laut Bali yang tak tertandingi.

Breakfast Club Seminyak, destinasi sarapan baru di tepi pantai.

Dengan layanan ramah, desain menawan, serta kuliner yang selalu berevolusi, Hotel Indigo Bali Seminyak Beach berhasil mempertahankan kharisma sejak hari pertama beroperasi. Delapan tahun berlalu, pesonanya tak pudar, justru semakin kuat dalam menciptakan tamu-tamu loyal yang senantiasa kembali—baik untuk menginap maupun sekadar menikmati tawaran kuliner yang tak pernah mengecewakan.TFL Paper

Calendar of Events

W Presents: TMPLE

Acara musik global di W Bali – Seminyak bersama duo DJ asal London. 30 Agu 2025

COMO Culinary Odyssey: Karangasem Edition

Kolaborasi kuliner terkenal di tepi Pantai Canggu. 14 Ags-30 Sep 2025

Exchange Vows

Sebuah bursa pernikahan esklusif besutan The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place. 27-29 Jun 2025

See More