Senja Kala Airbnb dan Kawan-Kawannya di New York

Foto utama: © Florian Wehde/Unsplash

Mahalnya tarif hotel di New York kerap membuat Airbnb dan situs web penyedia akomodasi jangka pendek selain hotel menjadi pilihan para turis. Tarifnya yang relatif terjangkau serta pengalaman menginap laksana warga lokal merupakan alasan bagi turis memilih Airbnb dan situs web sejenisnya.

Mulai 5 September 2023, pemerintah kota New York secara resmi melarang warga menyewakan apartemen maupun rumahnya untuk dijadikan penginapan. Seperti dilansir dari CNN, aturan ini dikeluarkan untuk menegaskan aturan yang telah tentang penyewaan hunian serta melindungi berkurangnya stok hunian karena pemilik lebih memilih untuk menyewakan dalam jangka pendek ke turis dibandingkan mengontrakkannya.

Salah satu alasan yang mendorong dikeluarkannya aturan ini adalah banyaknya komplain gangguan yang diterima oleh pemkot terkait sewa jangka pendek. Dari 2017 hingga 2021, tercatat 11.934 komplain dari para penghuni lain atas gangguan para penyewa di kompleks hunian, mulai dari pesta tengah malam, suara yang berisik, serta kriminalitas. Selain itu, aturan ini dibuat juga untuk melindungi keselamatan para turis karena banyaknya rumah atau apartemen yang disewakan tidak dilengkapi dengan sistem keselamatan kebakaran yang layak.

Sejatinya, pemkot masih mengizinkan pemilik rumah untuk tetap menyewakan propertinya ke turis, dengan syarat telah mengurus izin dan mendapatkan nomor registrasi resmi—yang memakan waktu lama dan memiliki kans kecil untuk diluluskan. (Setidaknya tak lebih dari 300 izin dikeluarkan dari 3.800 permohonan yang diterima.) Sewa jangka pendek juga tetap diperbolehkan apabila tamu menyewa di rumah atau apartemen yang juga ditempati oleh pemiliknya dan tidak boleh lebih dari dua tamu.•